preload

ZAKARYA FIRMANSYAH - BASSIST

Published in: Label:
Lagu "Isabella" yang dipopulerkan oleh SEARCH, band asal Malaysia menjadi andalannya saat masih berumur 3 tahun. Bocah kecil nan lugu itu hafal dalam menyanyikan lagu tersebut. Sejak saat itu orang tuanya mulai tahu si anak mempunyai potensi di bidang seni -usut punya usut, ternyata sang ayah pada saat mudanya punya hobi maen musik juga, alhasil menurun pada si anak deh.

Nama panggilan : Chipenk (Aryaz)
Tempat / tgl lahir : Malang, 31 Maret 1988
Motto hidup : "Lebih baik menjadi diri sendiri dan menghargai orang lain"
Bassist favorit : Thomas Ramdhan(GIGI), Jhon Myung(Dream Theater),
Jenis music favorit : Pop, Rock, Jazz, Technology

Seperti layaknya anak kecil yang biasanya bermain-main dan menghabiskan masa kanak-kanak sewajarnya hingga beranjak remaja. Diusia remaja itu muncul kembali hasrat seni yang telah mengalir di tubuhnya.

Terinspirasi oleh sang kakak yang pada saat itu menjadi front-men di sebuah band. Tiap kali latihan dan manggung doi selalu ikut dan memperhatikan lingkungan band yang sangat menarik baginya. Saat itu music rock menjadi musik terbaik baginya, ketika sang kakak latihan doi selalu request “Sweet child o’ mine” Gn’R yang menjadi lagu andalannya.

Diakhir doi menginjakan kaki di bangku sekolah dasar, muncul keinginan dari dalam diri “kalo kakakku aja bisa nyanyi ma maen musik kenapa aku nggak??”, itu yang menjadi dasar mengapa doi suka banget dengan musik. Di saat itulah doi menjadi semangat untuk belajar maen gitar pada sang kakak, tetapi sang kakak menolak “aq nggak berani kalo ketahuan ayah”, jawab sang kakak, karena pada saat itu ayah memang gag ngebolehin anaknya maen musik walaupun dulunya beliau pemain musik. Sebenarnya kalo kakak maen musik itu tanpa sepengetahuan ayah, jadi selama ini kalo si kakak ngeband ayah gag tahu.

Bermodal niat yang kuat dan pantang menyerah doi beranikan diri untuk ngomong sama ibu, karena ibu sumber kelancaran masalah bagi doi bila ada suatu masalah dengan ayah. Akhirnya doi bilang ke ibu ”buk, aq pengen maen musik, tapi ntar ma ayah gag boleh?” karena ibu tahu kalo kakak maen musik, makanya doi berani ngomong. Lantas sang ibu menjawab ”maen musik ato maen gitar? Ya, kamu harus bisa ngatur waktu dulu” karena sang ibu tipikal orang yang memberikan statement yang mengandung sesuatu yang memotivasi anak-anaknya, maka doi langsung berusaha mengurangi jatah waktu bermain, tidur dan menempatkan belajar dimalam hari, waktu siang hari emang sengaja dibiarkan lenggang agar posisi maen gitar doi tempatkan disitu. Alhasil, dalam waktu 2 minggu sang ibu beranya “lho kamu gag maen kayak biasanya?” doi langsung jawab “katanya kalo pengen maen gitar harus bias bagi waktu” seketika itu sang ibu langsung memberikan jawaban “kalo itu yang kamu mau, ya udah, kamu boleh maen gitar aslkan gag ganggu pelajaran” sungguh sebuah jawaban yang sangat melegakan. Selanjutnya bebrapa hari kemudian muncul dibenak doi “kalo dah dibolehin ma ibu, terus aq maen gitar pake apa ya sekarang?apa pinjem punya temen kakak?” karena doi gag punya gitar dan sang kaka juga biasanya pijem teman, kalo pinjem teman kakak gag bisa leluasa makenya, maka doi bilang lagi ke ibu ”buk, kalo aku beli gitar boleh gag?” sang ibu langsung menjawab “Boleh, syaratnya nilai Ujian Nasional ntar harus diatas 40,0 ya!”. Semangat belajar yang menggebu-gebu untuk mendapatkan sebuah gitar.

Ujian Nasional pun datang, perjuangan untuk mendapatkan gitar diluapkan disini belajar dengan giat, sungguh-sungguh, dan keras, demi sebuah gitar yang di dambakan. Akhirnya tiba saatnya pengumuman nilai Ujian Nasional Sekolah Dasar, nilai dimaskkan didalam amplop putih polos, dag… dig… dug… menjadi pertanyaan yang terbayang-bayang dalam pikiran. Dibukanya selembar amplop putih itu, dan mengambil lipatan kertas didalamnya setelah dibuka ternyata nilai tepat sasaran diatas 40,0 langsung doi pulang dan menelepon ibu yang saat itu berada di kantor.

Setelah gitar ditangan, doi mulai belajar bermain gitar, entah kenapa bermain gitar tidak cukup menarik baginya tapi doi tetep meng eksplorasi permainan gitar. Banyak refrensi doi dalam bermain gitar, dan banyak pula artis yang menjadi idola pada saat itu diantaranya Paul Gilbert, Saul Hudson, Andra Ramadan, Ian Antono manjadi panutan yang sangat membantu meningkatkan kemampuan.

Beranjak remaja (masa puber) SMP menjadi semakin senang bermusik hingga nilai banyak jelaknya. Karena masa SMP masa yang sangat aktif untuk memulai tertarik pada lawan jenis. Pada awalnya musik digunakan sebagai senjata untuk melumpuhkan hati para wanita. Banyaknya acara di sekolah untuk menampilkan bakat diantaranya pertunjukan musik. Seringnya acara band disekolah menjadikan santapan baginya untuk melatih diri untuk menunjukkan bakat dalam dunia musik dihadapan teman-teman sebaya, dari situ juga timbul pendapat “cewek mana yang nggak tertarik ma anak band”. Anak band kalo dah naik panggung pasti deh bersinar, jadi idola -karena jarang bisa maen musik saat itu, gaul, dan temen-temen sekolah pasti tahu si ini… itu… yang pegang gitar… pegang bass… yang mukul drum… vokalisnya… namanya siapa… keren banget yah… akhirnya muncul banyak komentar disana sini, dan setelah itu semua kenal deh ma doi. Siapa yang gag tau yang biasanya nongol di panggung sekolah.

Menjadi Pemain Bass
Hidup berjalan lancar seperti biasa tidak ada masalah yang ada dalam diri. Bulan Juni 2002, ibu doi tercinta pergi meninggalkan untuk selama-lamanya, suatu yang tidak bisa terbayangkan di benak doi. Pikiran jadi kacau sejak saat itu, stress berat, gag bisa konsentrasi,itu berlangsung cukup lama.

Sejak saat itu doi menghilangkan rasa gundah dengan bermain musik. Suatu hari doi dan teman-teman lagi kumpul-kumpul bareng bercanda dan ngobrol, terus ada seorang temen bilang “eh gimana dari pada ngganggur gini kalo ngeband ja” doi dan keempat temannya berangkat menuju studio musik. Posisi gitar 1 dan 2 dah dipegang, drum dah ada yang pegang vokal sudah ada tinggal bass akhirnya mau gag mau ya itu bass harus dimainin. Band itu bernama Nabuh Band. Tiap kali masuk studio posisi gag pernah berubah, semua pada suka sama posisinya sendiri-sendiri. Disitulah akhirnya doi muncul kecintaannya pada bass, dibenaknya berpikir “maen bass kok enak banget yah… gag perlu tenaga banyak untuk memetiknya dan gag sering-sering banget metiknya”. Doi selalu mencari refrensi untuk menunjang permainannya.

Lama gag pernah latihan membuat band tersebut harus bubar. Beranjak dikelas 2 SMP menemukan teman baru lagi karena kelas diacak setiap kenaikan kelas. Kelas 2 merupakan kehidupan sosial yang lebih luas lagi bagi doi karena dikelas tersebut banyak macam karakter siswa yang suka musik, suka belajar, suka organisasi, suka olahraga, hingga suka mabok, ngedrugs, dan tawuran.

Makin banyak temen dan ketemu dengan seseorang yang mengajak doi buat sebuah band personilnya doi, Andi (Drumer Boomber sekarang), Chorik, dan Edwin. Band mereka beri nama NUM SKULL musik yang dibawakan bergenre rock seperti Boomerang, Jamrud, God Bless, dll.

Makin hari pikiran jadi pengen ganti genre, doi putuskan cari grup band dengan genre yang berbeda. Pada saat yang tepat doi bertemu dengan Andika yang pada saat itu dia ingin membuat band, doi pun diajak karena genre musik sesuai dengan yang diharapkan. Musik yang dibawakan berjenis pop rock. Setelah beberapa bulan berlangsung doi bertemu dengan group BLUE BAND yang pada saat itu doi ketemu waktu pertunjukan band di SMP. Doi sempat kagum dengan bend yang terbilang baru di SMP ini karena mereka berdiri dari sebuah organisasi sekolah (OSIS) yang notabene anaknya banyak yang tebar pesona atau TePe… TePe…, tapi karena doi gak pernah mandang dari segi itu dan doi nyantae aja.

Formasi BLUE BAND saat itu terdiri dari Azmi, Bagus, Sudarmanto, Mas Yusma, Mas Ulum. Pada saat itu BLUE BAND terakhir manggung saat perpisahan kelas 3 dan doi masih kelas 2. Selanjutnya karena mas Yusma dan mas Ulum sudah lulus maka mereka merombak formasi mereka, yang doi tau Indres(Vokal), Andi(Vokal), Ditok(Vokal), Azmi(Guitar1), Rijal(Guitar2), Wisnu(Drum), Hakim(Bass), dan Bagus (Bass), personilnya memang banyak. Walaupun Bass ada 2 tapi mereka saling bergantian tidak bermain bersama atau duet.

Bassist BOOMBER
Suatu malam doi sedang kerumah Reza (Ex. Manager Boomber Child) yang rumahnya berdempetan dengan studio musik, pas lagi asik ngobrol Azmi, Rijal, Wisnu dan Andi tiba-tiba datang. Setelah lama ngobrol akhirnya doi diajak masuk studio, karena Bagus tak kunjung datang doi disuruh menggatikan posisinya sejenak. Adanya kecocokan dan kekompakan dalam bermain maka doi melamar untuk menjadi bassist BLUE BAND dan diterima dengan baik dan dengan pertimbang yang baik dari mereka yaitu demi kemajuan BLUE BAND dan nama BLUE BAND kini berubah menjadi BOOMBER hingga sekarang.

About Me